Selasa, 30 Juli 2019

23

23 tahun pada 23 Juli. 23 tahun! gaes 23! wow! Udah tua aja ya. Bagiku 23 udah masuk kategori atau level yang berbeda dari 22 kebawah. By the way, 22 is not as cool as Taylor Swift's song. Umur 22 justru rasanya kayak banyak cobaan, banyak up and down. Sekalinya down, yang down banget. Ada benernya banget sih Lagu 22 nya Taylor terutama dibagian "CONFUSED & LONELY at the same time". Ugh Lonely nya apa lagi, kerasa banget. Belakangan aku menemukan bahwa aku tipe kepribadian INFJ, yg memang wajar kalau sering merasa sendiri dan sepi. Aku pengen cerita tentang INFJ ini, entah lain waktu maybe.

Tapi 22 sudah berlalu. Gak tau deh "keseruan" apa yang akan terjadi di 23. Aku (harus) sangat Semangat! :p  . Aku pernah menghayal di umur 23 pada 23 Juli, aku akan berhenti menua. Secara hitungan memang usia bertambah, tapi secara fisik pertumbuhanku tetap di umur 23. Sejenis film The Age of Adelaine wkwkwk. Jadi walaupun sebenarnya tua aku akan tetap awet muda, tetap dengan muka seperti sekarang (walaupun mukaku terhitung muka tua sih), rambut tetap hitam, kulit kencang, badan sehat dan kuat. You wish!

Aku gak tau aku harus apa di usia 23. Aku gak membuat plan atau target apa-apa. Sudah lama aku tidak lagi membuat target tiap tahun baru, target tiap masuk usia baru, target per semester, target per 6 bulan, per tahun per 5 tahun. I dont know why. Padahal aku tau itu penting, tapi aku serasa hilang selera. Aku takut target yang kubuat tidak tercapai. Padahal tidak membuat target sama sekali juga artinya tidak semakin berusaha. Aku seperti tidak sesemangat dulu. Aku juga gak tau kenapa bisa seperti ini. Early quarter life crisis? Mungkin.

But at least, I hope in my 23 years old, aku bisa lebih mencintai diriku sendiri. Ya beginilah aku. Bukan aku yang aneh, tapi ini sudah kepribadian yang mungkin sudah dari sononya ditakdirkan begini. Aku tidak harus seperti orang-orang. Tidak perlu tau gosip artis/selebgram/bahkan gosip di perkKoas-an demi bisa nge-blend dengan orang lain. Tidak perlu suka politik kalo memang tidak suka. Tidak harus tau semua hal supaya bisa ngobrol dengan berbagai kalangan. Kalo memang aku nyaman dengan apa yang sekarang dan merasa itu sudah cukup, tidak melanggar kebenaran, yaudah. Penemuanku tentang INFJ, sedikit membuatku lega dan tidak lebih keras ke diriku sendiri. Aku ingin lebih PERCAYA degan diriku sendiri. Ketika orang takut atau ragu aku sering sekali bilang ke mereka " Kamu bisa kok. Aku aja percaya sama kamu, masa kamu gak percaya sama diri kamu sendiri", tapi aku pun sering sekali merendahkan diriku sendiri. 

Aku baru aja baca suatu hal yang bilang, mungkin memang kita tidak lagi idealis tapi realistis, menerima apa yang ada dan berusaha mensyukurinya. Di kehidupan Koas, dimana harapan tinggiku dihempaskan berkali-kali, rasanya aku memang tidak bisa berbuat apa selain berusaha menerima, bersyukur. Baru sadar kan menerima alias qanaah itu gak gampang. Sering banget juga lupa bersyukur. Again, walaupun begitu aku harus tetap berusaha dengan caraku sendiri, semampuku, jika memang lingkungan ini tidak bisa memberi apa yang aku harapkan.

Dan terakhir, aku ingin sehat. Sehat secara fisik dan mental.

Semoga aku selalu ingat ini. Semoga suatu saat ketika aku baca lagi tulisan ini, aku bisa tersenyum karena keadaan yang sudah jauh membaik

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...