Peran
Keluarga dalam Aksi Geng Motor
Penulis:
Akmalia Fatimah
Geng
motor berawal dari remaja yang sering keluar malam hari kemudian terhipnotis
rayuan teman untuk menikmati dunia malam. Yang awalnya tidak pernah menjadi terbiasa.
Menikmati dunia malam yang sepi di jalanan. Melepaskan kepenatan dunia dengan
mengendarai motor sekencang-kencangnya dan memodifikasi knalpot sehingga
mengaum lebih kencang. Itulah kenikmatan dunia malam dan geng motor bagi anggota-anggotanya.
Semakin
banyak anggota geng, semakin menambah kesenangan. Berkonvoi bersama,
tertawa bersama, memecah keheningan kota
dengan suara knalpot yang bising. Belum lagi, jika ada event tertentu, seperti lomba balap motor, sehingga dapat menambah pundi-pundi
uang mereka.
Tidak heran, jika para anggota geng motor membohongi orang tua, menyelinap
diam-diam keluar dari rumah, bahkan menantang orang tua.
Belakangan,
kesenangan dan kenikmatan bergeng motor bukan hanya terbatas pada melepaskan
penat, tapi melebihi dari itu yang menjurus ke hal-hal negatif seperti
merampok. Anggota-anggota geng motor terspesialisasi menjadi pencuri dan
perampok ulung. Bersama-sama merampok toko-toko di tengah malam untuk
mempertebal kantong yang kemudian uang itu dipakai lagi untuk membeli minuman
keras atau berjudi. Bahkan perbuatan geng motor lebih dari sekedar merampok,
tapi juga memperkosa! Mencegat wanita, memperkosa paksa, dan menggilir
memperkosa dengan anggota geng motor lainnya. Mengenaskan!
Seperti
kejadian meresahkan yang dilakukan geng motor di Pekanbaru akhir-akhir ini. Geng motor yang dipimpin Klewang ini mempunyai
ritual seks bebas. Geng motor yang anggotanya terdiri dari remaja putra dan
putri itu, kerap dipaksa untuk berhubungan seks bebas. Jika tidak mau diajak
berhubungan, Klewang akan menampar cewek-cewek anggota geng motor. Mereka juga
terbiasa melakukan seks bebas beramai-ramai. Sungguh mengenaskan! (http://www.merdeka.com/peristiwa/warga-pekanbaru-geng-motor-klewang-seperti-kerajaan.html)
Kelakuan
geng motor tidak lepas dari peran keluarga dalam membentuk kepribadian anak.
Keluarga adalah tempat pertama anak berinteraksi. Keluarga adalah agen pertama
dan terpenting dalam pembentukan kepribadian anak. Normalnya, anak menghabiskan
waktu terlamanya di rumah bersama keluarga. Namun, apabila diantara anggota
keluarga kurang terjadi interaksi atau bahkan tidak ada interaksi, anak akan
mencari komunitas lain tempat ia bisa berbagi cerita atau meminta pendapat.
Bahayanya, apabila anak memilih tempat yang salah dalam berbagi cerita.
Begitu
pula, didikan dan ajaran orang tua sedari kecil sangatlah berperan dalan
pembentukan kepribadian anak. Apabila orang tua memberi pendidikan agama, moral, dan norma kepada
anak dari kecil, secara berkesinambungan, dan terus menerus maka akan terbentuk
benteng yang kuat dan kokoh dalam diri anak sehingga anak tidak mudah terbawa
arus buruk dari teman-temannya. Selain itu, dibutuhkan sifat peduli dan
protektif dari orang tua. Setiap orang tua harus tau kemana anaknya pergi, dengan siapa
mereka pergi, dan apa yang mereka lakukan saat pergi. Bukan malah membiarkan
anak pergi kemana saja tanpa kabar dan tidak mempedulikan kapan anak itu akan kembali. Anak adalah tanggung jawab orang
tua. Tugas orang tua adalah mendidik anak menjadi orang yang baik. Kebutuhan
anak akan kasih sayang dan perhatian orang tua lebih penting daripada kebutuhan
anak akan materi yang diberikan orang tua. Untuk itu, sudah sepantasnya orang
tua mencari uang untuk memenuhi kebutuhan namun tidak melupakan peran penting
dirinya untuk mendidik anak.
Oleh
karena itu, kebanyakan anggota geng motor adalah remaja yang orang tuanya
jarang di rumah, keluarga broken home,
orang tua yang sibuk, atau orang tua yang tidak bermoral. Maka, penanggulangan
geng motor adalah tidak lain pencegahan yang dilakukan orang tua dengan
membekali anak dengan nilai agama, moral, pendidikan dan norma-norma yang
berlaku.
Jadi, penyebab remaja terlibat dalam geng motor adalah
salah pergaulan dan atau salah memilih teman. Hal itu dikarenakan, pertama,
tidak ada contoh teladan dari orang tua.
Misalnya orang tua memaksakan kehendak kepada anaknya untuk hidup teratur, tertib dan sopan sementara orang
tua itu sendiri hidupnya amburadul. Kedua, kurangnya perhatian orang tua. Orang
tua kadang-kadang hanya memikirkan kebutuhan materi anak sementara kebutuhan
perhatian dan kasih sayang yang lebih penting diabaikan. Ketiga, kurangnya
pengawasan dari orang tua. Orang tua sering tidak tahu siapa teman anaknya,
kemana anak pergi dan apa yang dilakukan. Jadi, dapat disimpulkan
penanggulangan geng motor adalah dengan cara pencegahan secara
preventif yang dilakukan
orang tua terhadap anaknya dari arus buruk zaman dan teman-teman mereka.
Yak, tulisan di atas adalah artikel yang aku ikutkan di lomba menulis artikel dalam rangka memperingati hari Bhayangkara Polisi. Dan Alhamdulillah aku dapat juara 1 se-kabupaten.
Tapi, ada sedikit alasan mungkin kenapa aku bisa menang, padahal aku tidak serius waktu mengerjakan ini, aku cuma masuk kamar sekitar 2 jam , tulisan ini sudah selesai. Mungkin ada penyebab lain. Dan kalau menurutku penyebab itu adalah ikhlas. Yak, waktu itu, sahabatku mau ultah dan kita(terutama aku) sibuk buat ngasih surprise ke dia. Dan itu capek banget kerjainnya. Hampir seluruh waktuku tersita hanya untuk urusan surprise itu. Tapi aku ikhlas melakukannya. Dan aku rasa, mungkin Allah melihat keikhlasan itu makanya aku dimenangkan oleh Allah, yang mungkin seharusnya gak menang. Yah, That's the power of IKHLAS.
Jadi, ikhlaslah dalam melakukan apapun. InsyaAllah semuanya akan lebih baik dari yang kita harapkan.