Kamis, 18 Januari 2018

Random

Sudah 2018 saja!

Semakin tahun, semakin gak terasa lamanya 1 tahun itu. Gak kayak jaman kecil yang rasanya panjang. Mungkin karena makin dewasa makin sibuk kita dalam sehari dan waktu jadi semakin cepat atau mungkin karena memang sudah mau kiamat.

Gak nyangka ternyata tulisanku tahun 2017 banyak juga. Hahaha. Kalo 2014 banyak sih karena itu tulisan-tulisan yang gak murni aku buat saat memang mau ngeblog dalam artian banyak tulisan yang aku buat karena ada kesempatan lomba menulis misalnya jadi terus tak masukin sini.

Sebenarnya tulisanku tersebar dimana-mana. Di Diary, di blog ini, di file Word rahasia dan di pikiran  (wkwk iya lho yg ini beneran. Aku seperti kakeknya Maruko yang sering buat puisi dalam pikirannya. Apa sih istilahnya lupa). Ya sampe sekarang aku masih nulis diary. Kadang aku penasaran sampe kapan ya aku masih nulis diary. Apa kalo aku udah punya suami dan anak masih ttp nulis diary? Aneh sih tp aku pengennya sih masih. Nulis sampe kapanpun. Diary itu sebenarnya seru. Kadang kalo kita marah, ya ditumpahkan ke diary jadi kita gak perlu marah langsung ke orangnya, jadi bisa berfungsi sebagai pengendalian diri haha. Diary itu juga bagus buat flashback dan kita jadi bs ambil pelajaran dari yang lalu dan bahkan bs bikin ketawa haha. Diary itu juga bikin makin cinta sama diri sendiri. Kalo pas baca ulang tuh rasanya pengen bilang "Ahhh diriku sayang" terus pengen meluk deh tp sayang gak bisa meluk diri sendiri.

Kalo blog ini sih isinya yang masih umum lah, yg gak spesifik nyebutin nama orang misalnya. Kalo di Diary beeeh udah hujatan segala macam isinya. Blog ini juga masih private sekali. Tidak ku bagikan di fb, twitter atau lainnya. Entah menurutku blog ya buat pribadi bukan buat dilihat orang lain. Tapi mungkin suatu saat aku akan membagikan blog ini kalo isinya sudah bisa lebih bermanfaat. Yap, terlintas dalam pikiran.

Apa yaaa. Judulnya aja random. Jadi bingung.

Biasanya aku nulis resolusi di tiap tahun baru atau lbh spesifiknya di tiap masuk semester baru. Banyak target di sisi akademik, agama, kehidupan sehari-hari yang biasanya pas di evaluasi yang tercapai cuma 3-4 wkwk. Aku juga kadang mentargetkan sesuatu tinggi sekali karena aku percaya semakin tinggi target kita, semakin besar usaha kita untuk mencapainya. Semakin tinggi langit yang di targetkan, kalo pun jatuh, jatuhnya tetap masih dalam kategori langit tertinggi. Aku juga percaya bahwa selama mimpi itu gratis, aku akan bermimpi setinggi-tingginya makanya itu targetku kadang tinggi. Toh alam dan seisinya ini bergerak untuk mendukung apa yang kita percayai.

Tapi sekarang aku belum nulis resolusiku. Apa aku udah mulai kehilangan tujuan? Rasa-rasanya semester kemarin juga aku kurang kekeuh sama apa yang aku targetkan, gak pernah lagi membuka buku targetnya sejak waktu awal ditulis. Aku jadi merasa bersalah dan berdosa, jujur saja. Aku takut kalo aku terbawa arus. Aku takut aku gak jadi diriku lagi, diriku yang lebih baik.

Yang jelas, aku ingin jadi pribadi yang baru. Aku akan masuk koas sebentar lagi. Momentum itu bisa aku manfaatkan untuk jadi karakter yang lebih berbeda. Sama seperti dulu aku jadikan momentum masuk SMA sebagai perubahan diriku menjadi lebih ceria, friendly, positif, dan pemberi semangat. Kali ini, aku ingin jadi orang yang lebih berani. Aku ingin lebih terbuka, lebih vokal dalam berpendapat tanpa takut apa yang orang katakan dan walaupun akhirnya ditolak. Aku merasa, orang-orang lain yang bisa jadi lebih ragu, lebih tidak pasti, dan hanya coba-coba, mereka berani bersuara sementara aku yang bisa jadi punya pendapat yang pas justru sangat hati-hati untuk bersuara karena ragu dan takut salah. Coba deh lihat sekitar, banyak orang yang ahlinya hanya diam saja sementara yang bukan ahli dengan PD dan beraninya bersuara (contoh paling gampang di dunia politik).

Aku juga ingin jadi pribadi yang lebih mau mencoba banyak hal. Tidak usah ragu lagi, tidak usah sibuk memikirkan akhirnya. Aku ingin dapat banyak pengalaman. Aku akan jadi dokter dan pengalaman sangatlah penting bahkan mungkin dibanding ilmu itu sendiri. Aku ingin lebih apa yaaa lebih berani ambil risiko. Tidak takut untuk jatuh dan salah. Aku ingin aku merasa gak masalah untuk dipanggil bodoh dan sejenisnya dengan begitu aku lebih berani utk bertanya dan belajar.

Aku pengen stop jadi pemalu. Aku capek. Kadang ketika bertemu orang aku sudah punya pikiran apa yang akan dikatakan kalo ketemu orang itu, tp ujung2nya aku ttp gak mengatakan. Uggh! Misalnya, aku berkungjung kerumah keluarga yang hamil, aku sdh sempat berpikir kalo nanti pas pulang dan salaman aku pengen sekalian bilang "sehat terus ya, semoga hamilnya lancar dan sehat" tp apa ujung2nya aku diam aja. Aku bahkan memikirkan apa yang akan dikatakan kalo nanti ketemu si ini, si itu, kalo kejadian kayak gini, kalo kejadian kayak gitu. Bener2 aneh gak sih.

Gara-gara pemalu ini aku juga jadi gampang segan sama orang lain terutama yang tua dan yang aku kagumi. Akhirnya orang lain menganggap aku pendiam dan kurang asik/friendly/kurang seru. Orang bisa jadi malah menginterpretasikan aku sebagai anggun padahal aku sangat pecicilan. Kan berabe.

Itu sih keinginanku secara umum. Banyak juga target2 lain secara sekarang umurku hampir 22!!! dan sebentar lagi aku bisa benar-benar menghayati lagu Taylor Swift-22 HAHAHA. Aku yakin umur ini akan lebih seru. Beneran seru! Aaamiiinn.

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...