Senin, 10 Agustus 2015

Anak Rantau

Ini hari-hari terkahir aku di Sumbawa sebelum balik ke Solo. Sedih? sudah pasti. Berat? Jelas. Sesungguhnya saat-saat paling berat sbg anak perantau adalah saat-saat harus balik ke kota perantauan dan meninggalkan rumah. Rumah tercinta, tempat ternyaman di dunia, tempat dimana kita bisa jadi diri kita yang sesungguhnya, tempat dimana aku bisa teriak nyanyi-nyanyi seenaknya, berlama-lama di kamar mandi semaunya, ketawa sekeras-kerasnya, makan sebanyak-banyaknya daaaaann masih banyak lagi.

Yaa aku udah rasa jadi anak rantau. Kira-kira baru 1 tahun lah. Memang masa ini yang paling berat. Aku juga sudah mengalami rasanya jadi mandiri, tidur, cari makan, urus permasalah semuanya sendiri. Tapi itu semua gak terlalu berat. Aku punya teman disana yang bisa membantu, aku juga mulai belajar dewasa. Selain itu, kesibukan kuliah yang luar biasa membuat aku lupa dengan rumah, dengan kesendirian dan kesepian. Kesibukan adalah obat yang manjur buat kami anak perantauan.

It makes me really sad to found that rumah yang selama belasan tahun aku tinggali, tempat tumbuh besar, sekarang hanya tempat persinggahan. hanya aku datangi untuk waktu 2 bulan setiap 6 bulan. Dan mungkin setelah lulus kuliah pun Rumah tidak akan bisa sama seperti dulu, tidak bisa ditinggali untuk jangka waktu yg panjang.

It is Hard. yeaah but Life must go on, right? Semuanya akan baik-baik saja pada akhirnya. Mungkin ini cara kehidupan mengajarkan kedewasaan dan kemandirian.

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...