Minggu, 03 Juni 2012

MY Family

302690_108191035957881_100003009547120_78472_888478695_n.jpgMY FAMILY





                                                               Me and My Brother







My father and mother


I will tell you about my family. My family consist of me, my father, my mother, and my brother.  We are small family. But we love each other.
First, I want to tell you about my father. My father’s name is H. Umar Hasyim. He was born on Taliwang, 31 Desember  1961. So he is 52 years old now. He has black and short hair, grey eyes and creamy skin. His height is about 160 cm.  He has pointed nose and big body. He wears glasses. He is kind and patient father.  But sometimes  he angry if I too fussy. Hehe. He loves to help other. He often goes to the mosque to pray. He taught me ‘ngaji’. He always gives me advice about our religion.  He also always accompany me to the school every morning.  He is a civil servant . He works in Bawasda ( Badan Pengawas Daerah). He is a hard worker and family man.
Second,  my mother. My mother’s name is Hj. Hurriyah.  She was born in Bondowoso, 14 September 1962 . My mother has a chubby face.  Her Height is about 150 cm. She has pointed nose. She has white skin, black eyes, black hair.  She wears jilbab.  She also wears glasess. She is kind mother. She really care and love us.  She taught me many things. She often tell  story or her experience life  to me that I can take them be my guidance of life. She is civil servant and businesswoman.  But she never forget her role as wife and mother.  She always gives me advice. When I am down, he always encourage me.  Her words can make me calm, realize and rise again. Sometimes, I think she is fussy. But I know she want the best for me and my brother. She did everything for  us.  I love her so much. She is my inspiration.  She is the number one for me.  Nobody else that can take her place in my heart.
Third , my brother.  His name is Zaky Abbas.  He is older than me. He was born on Bondowoso, 21 April 1993. So he is 18 years old now. Her height is about 170 cm. He has black and short hair. He has dark skin, big eyes, and pointed nose. Among my family, he is the most like an Arabian people. Now he is student at Sebelas Maret University Solo and now stay in Solo. He is funny. He always makes jokes that can make me laugh. His hobby is writing. He want to be writer and make a book.  His favorite book is mistery.  When I was  child, I often quarrel with him. But now, we give advice each other.  Sometimes he doesn’t heard my advice so I angry with him. Hehe. He is kind  and very patient brother. He care with me. He love me so much.
And the last, me!!. My name is Akmalia Fatimah. I was born in Mataram, 23 July  1996. Now, I was 15 years old. I am student at SMAN 1 Sumbawa Besar. I am in the first grade. My height is about 158 cm. I have black eyes, white skin, pimples and pointed nose. I have black and wavy hair. I wears  glasses. My dream is to be a pediatrician. I love reading. I like reading comic, novel, magazine, subject book and others. Based my friends opinion, I am fussy, stingy but funny.  They said, life is flat without me ( hahaha).  Maybe, I am nerd student.
I think that’s all about my family. I love my family so much.  My family so important for me.  My family is a place to share, to learn, and many more.  My home is my paradise. Family is the only place to back.

Sabtu, 05 Mei 2012

Cerpen : Kesimpulan Cinta dari Tuhan


Apa itu cinta ? Mungkin aku adalah orang paling  norak dan bodoh karena tidak pernah tau apa itu cinta dan merasakan cinta.  Di umurku yang sudah 17 tahun dan menginjak SMA, aku tidak pernah mengalami yang namanya pacaran. Aku juga tidak pernah naksir dengan seorang cowok pun. Padahal di zaman sekarang anak TK saja sudah mengerti dengan yang namanya naksir, pacar dan cinta. Orang yang tinggal di atas gunung, yang biasanya kalem , yang jauh dari teknologi pun sudah mengenal cinta di usia belia.
Teman-temanku sering bertanya siapa cowok yang aku suka tapi aku selalu menjawab tidak ada. Mereka juga sering menyuruh aku pacaran. Mereka bilang aku harus menikmati dunia ini, salah satunya dengan  cara pacaran.  Dimata mereka aku seperti orang yang  terlalu serius dan kurang bahagia. Padahal itu tidak benar sama sekali. Makanya, mereka menganggapku tidak normal.
Guru-guru di sekolahku sering menghubungkan pelajaran dengan cinta. Setiap masuk kelas ada saja pembicaraan tentang cinta. Bahkan guruku bilang kalau orang yang jatuh cinta menunujukkan seseorang itu sudah dewasa karena dia sudah siap dengan segala resiko dalam berpacaran. Dan bila suatu saat nanti dia putus, maka dia sudah mendapat pengalaman berharga dan lebih belajar lagi untuk ke depannya. Apa itu benar?
Aku sedikit risih mendengar kata cinta. Dimana-mana selalu cinta. Hampir semua lagu bertemakan cinta. Hampir semua status Facebook tentang cinta. Sinetron apalagi. Aku juga tidak tau kenapa aku risih dengan cinta. Aku pernah mendengar cerita dari seseorang seperti ini :
Suatu hari sepasang kekasih sedang berjalan. Di tengah jalan kaki si cewek tearantuk batu.
“ Aduuh.. sakit”. Kata  si cewek kesakitan
“ Huh ! Batu sialan ! Jangan di tengah jalan donk!! Kaki kamu gak apa-apa kan sayang?”
Setelah pasangan kekasih tadi sudah menikah dan berjalan bersama kemudian kaki si istri terantuk batu.
“ Aduuh.. sakkiit”. Kata si istri kesakitan.
“ Hati-hati donk kalo jalan!!! Matamu taro dimana hah?”  Kata si suami kasar.
Cerita itu membuktikan salah satu hal negatif tentang cinta. Cowok itu baik kalau masih pacaran namun sikapnya berubah jika dia sudah mendapatkan seorang cewek. Mungkin itu salah satu alasan kenapa aku risih dengan cinta.
 Sebenarnya cinta itu apa? Apa benar aku tidak normal karena tidak tau cinta? Apa benar dengan pacaran aku bisa  jadi dewasa? Bagaimana cinta yang sesungguhnya?  Sejak pertanyaan-pertanyan itu muncul,  penyelidikanku tentang cinta dimulai.
***
Matahari sudah tinggi. Bayangan tegak lurus dengan benda. Setiap orang menjauh dari sinar terang dan menundukkan kepala jika melewatinya. Mata setiap orang menyipit jika melihat sinar terang itu. Namun panasnya suasana tidak memanaskan hati siswa-siswa. Mereka justru asik duduk-duduk, ketawa dan bercanda di jam pelajaran kosong  karena semua guru sedang rapat. Termasuk Aku dan Nitya yang sedang duduk berdua.
 “Aku bingung dengan hubunganku dengan Fahri.” Nitya langsung nyeplos.
Aku sebagai sahabatnya, tau kalau ia suka dengan Fahri dan Fahri pun suka dengan Nitya. Mereka sebenarnya pacaran tapi mereka tidak pernah saling mengungkapkan perasaan.
“Kenapa?” tanyaku
Lalu Nitya menceritakan kalau Fahri menjauh darinya. Dia sudah berusaha sms, selalu mengomentari status-status Facebooknya Fahri, selalu berusaha menyapa Fahri kalau ketemu tapi Fahri tidak pernah membalas smsnya, tidak pernah menjawab komentarnya dan responnya biasa saja jika dipanggil Nitya. Fahri beralasan kalau dia ingin serius dulu  untuk olimpiade Astronominya. Tapi Nitya merasa tidak harus seperti itu juga. Dia hanya ingin tahu kabar Fahri. Dia merasa tidak enak berada di posisi seperti itu.
 “Kamu sabar aja. Kalo dia juara olimpiade kamu juga kan yang senang. Tapi kamu  gak perlulah sms dia terus padahal dia gak balas, komen statusnya di facebook padahal dia gak pernah ngerespon. Kita sebagai cewek jangan sampe kita yang kejar-kejar cowok. Biarkan mereka yang duluan.” Kataku menasihati.
“Siapa yang ngejar-ngejar? Aku cuma mau tau kabar dia aja. Gak enak tau berada dalam keadaan kayak gini.” Dengan nada tinggi.
“Iya, tapi gak kayak begitu juga. Kamu kan sudah berusaha hubungi dia, tapi dia gak pernah ada respon. Ya udah, gak usah diharap lagi.  Mungkin dia sudah gak suka lagi sama kamu. Kata mamaku, cewek itu harus punya harga diri. Jangan kita yang kejar-kejar cowok. Apalagi cowoknya gak merespon. Malu. Mau taro dimana muka ini. Apa kamu gak malu?”
“Kamu gak tau! Kamu itu gak ngerti, Lia  karena kamu gak pernah merasakannya!!”  dengan nada marah.
Dia malah marah padaku.Akhirnya aku diam dan tidak menjawab lagi. Yah, aku memang tidak tau apa-apa.
Keesokan harinya Nitya tidak masuk sekolah. Surat yang dikirim mengatakan kalau dia sakit. Setauku  kemarin dia masih sehat bugar tidak kurang suatu apapun bahkan bayangannya pun tetap ada di dekatnya. Dia sakit apa? Aku bertanya-tanya dalam hati.
Sesampainya di rumah. Aku segera mengirim pesan pendek kepadanya yang isinya bertanya dia sakit apa. Lama kutunggu balasannya. Sambil menuggu aku membuka facebook. Jejaring sosial memang sudah menjadi kebutuhan di zaman sekarang terutama bagi para remaja. Tanpa sengaja aku melihat beberapa status Nitya di berandaku.
‘Nyesek itu gini rasanya.’
 ‘Diam di kamar sendiri dan nangis sepuasnya.’
‘Patah hati itu gak enak banget.’
‘Rasanya kepengen mati aja.’
Setelah membaca status-statusnya aku tau bahwa dia sedang bermasalah dengan cinta. Aku segera mengirim sms kepadanya menanyakan apa yang terjadi dengan dirinya. Dia tidak membalas smsku. Setelah dia tidak masuk sekolah selama tiga hari, dia baru curhat padaku. Dia menumpahkan segala apa yang ia alami.  Ternyata Fahri, cowok yang dia suka telah membohonginya. Fahri telah jatuh cinta pada cewek lain dan telah mengungkapkan rasa sukanya pada cewek tersebut! Padahal Fahri mengaku akan fokus pada olimpiade astronomi. Apalagi cewek yang  Fahri suka adalah sahabat Nitya sendiri, Anne. Anne sendiri yang mengaku bahwa dia telah ditembak Fahri. Nitya kecewa berat. Fahri telah membohonginya. Fahri telah menghianatinya.
Aku tau Nitya pasti sangat sedih. Sahabatku ini bukan orang yang mudah jatuh cinta. Dia baru dua kali pacaran dan untuk kedua kalinya dia harus sakit hati. Dia tipe cewek yang setia. Tapi dia juga cewek yang sangat sensitif. Dia mudah menagis. Bagaimana tidak, dalam pembicaraanku dengan dia selalu saja  Fahri yang ia omongkan. Dia senyum sendiri melihat Fahri dari jauh. Dia selalu mencari Fahri di saat jam istirahat. Dia selalu menunggu sms dari Fahri. Fahri yang telah membuat hidupnya lebih berwarna. Tapi fahri juga yang telah menghitamkan hidupnya. Fahri benar-benar membuat Nitya  sakit hati. Gara-gara itu Nitya sakit dan tidak masuk sekolah selama tiga hari.  Dia juga sering sedih, marah dan murung sejak kejadian itu. Setiap mengingat kejadian itu selalu ada bintik-bintik air yang keluar dari ujung matanya. Setiap aku membicarakan sesuatu yang ada hubungannya dengan Fahri dia selalu berkata  “Jangan ingatkan aku sama dia lagi”. Hubungannya dengan Fahri yang dulu sangat baik kini sudah berubah. Mereka tidak saling menyapa bahkan seperti tidak saling mengenal.
Sebegitu besarkah pengaruh cinta? Bahkan Nitya sampai mengatakan ingin mati saja. Mungkin ini yang dimaksud D’masiv di lagunya Cinta Ini Membunuhku. Aku tak menyangka Fahri yang lugu dan pintar bisa melakukan hal itu.  Apa semua cowok seperti itu? Yang pasti aku mendapat satu hal negatif yang membuat aku lebih hati-hati dengan yang namanya cinta.
***
Kejadian yang dialami Nitya entah mengapa membuat aku teringat akan teman SMP-ku  bernama Luna.  Luna adalah sahabat baikku semasa SMP.  Dia orang yang ceplas-ceplos dan tomboy. Walaupun begitu, ia mengalami yang namanya jatuh cinta. Dia suka dengan cowok cakep yang cukup terkenal di SMPku dulu namanya Pram. Luna suka dengan Pram sejak kelas 3 SMP. Aku tidak tau alasan pastinya mengapa Luna bisa suka dengan Pram. Luna pernah bilang, “Habis dia sih, liatin aku terus. Aku jadi suka deh sama dia”. Aku tau itu hanya perasaan dan kegeerannya dia. Mana mungkin Pram sering memperhatikan dia yang notabennya cewek biasa-biasa dan aneh. Sering aku menasihatinya tapi ia tidak pernah mau dengar. Rasa sukanya pada Pram sangat besar.
“ Luna, kalo menurtku, ndak usah dah kamu berharap bisa dapatkan Pram.” Kataku to the point
“Kenapa emangnya?
“Dia itu gak suka sama kamu. Kalaupun dia sering merhatiin kamu itu karena kamu aneh dan kamu jadi bahan tertawaannya dia aja.
“Iya. Aku gak suka kok sama dia. Cuma senang liat aja kok.” Katanya dengan sok berbahasa Jakarta.
Sahabatku ini memang plin-plan. Kadang dia bilang dia gak suka sama Pram tapi kadang dia marah kalau aku menasihatinya agar tidak menyukai orang seperti Pram. Pram jelas-jelas berbeda dengan Luna. Luna bagaikan punuk merindukan bulan. Pram adalah cowok cakep, terkenal, eksis, anak osis, bisa main gitar dan ngeband,disuka banyak cewek, putih dan ideal. Begitulah kata orang-orang. Sementara Luna, dia hanya cewek biasa, dandanan norak, dengan rambut panjangnya yang tidak rapi, kulit sawo matang, tomboy, tidak ikut organisasi apapun dan tidak terkenal. Namun bukan berarti dia jelek. Tapi orang sombong seperti Pram tidak mungkin mau dengan dia.
Berbagai cara dilakukan Luna demi mendapatkan hati Pram. Apapun dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang Pram sekecil apaun informasinya. Luna sibuk mencari nomor hp Pram. Setiap istirahat jam sekolah, Luna selalu mencari Pram ada dimana dan melihatnya dari jauh sambil senyum-senyum sendiri.  Luna meminta foto Pram kepada teman-temannya tanpa rasa malu kemudian fotonya dijadikan wallpaper di hpnya.  Luna sering mengisikan pulsanya Pram padahal Pram tidak minta. Pram marah jika Luna mengisikan pulsanya. Pram bilang “Emang aku gak bisa isi pulsa sendiri apa,gak perlu kamu isikan pulsaku!!” atau  “Emang kalo kamu isikan aku pulsa terus kamu pikir aku mau smsan sama kamu? Gak sama sekali!!” itu pun Pram hanya bilang melalui sms. Padahal Luna  rela mengorbankan uang sakunya yang memang  tipis.
Pekerjaan orang tua Luna hanya nelayan. Dia mempunyai 3 adik. Tentunya jatah uang saku Luna setiap bulan hanya sedikit. Apalagi Luna tinggal terpisah dengan orangtua dan adik-adiknya. Keluarganya tinggal di Pulau Medang  jauh dari Sumbawa. Luna harus bekerja demi mencukupi uang sakunya selama sebulan. Ia bekerja membantu-bantu pekerjaan rumah tetangganya dan digaji setiap bulan. Sungguh miris kehidupannya Luna.
Mungkin karena kesepiannya itulah, dia sering mencari perhatian  dan mengalihkan rasa kesepiannya itu dengan cara menyukai cowok bernama Pram itu.  Bahkan dia membuat singkatan nama dirinya dengan Pram yaitu PraNa, Pram dan Luna. Dan nama Prana itu menjadi nama facebooknya.Semua orang mencibirnya karena tidak tau diri dan tidak tau malu. Namun dia tetap suka sama Pram sampai SMA. Status facebooknya selalu tentang Pram.
Berhenti untuk mencintaimu? Oh tidak bisa.
Walau Hanya Sedetik melihat wajahmu namun hatiku terasa sangat bahagia dapat melihat wajah indahmu itu.
Ingat masa-masa SMP dulu. ingat saat-saat melihatmu lewat depan kelasku.
Dan banyak lagi status-statusnya tentang Pram. Aku tau di hati terdalam, Luna sedih karena harapannya tidak akan bisa jadi kenyataan. Dia hanya jatuh cinta sendirian. Orang yang jatuh cinta sendirian paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang mereka inginkan. Orang yang  jatuh cinta sendirian akhirnya hanya bisa mendoakan yang terbaik buat orang yang mereka sukai. Orang yang jatuh cinta sendirian harus bisa melanjutkan hidunya dalam keheningan. 
Mungkin inilah yang dinamakan cinta gila atau gila mesa’ dalam bahasa Sumbawa. Mereka rela melakukan apaun. Namun hanya memiliki harapan hampa yang tidak akan bisa jadi kenyataan.
Satu hal negatif lagi  yang aku dapatkan tentang cinta. Cinta dapat membuat seseorang menjadi gila, rela melakukan apa saja, menahan malu, padahal pengorbananya tidak akan bisa mendapatkan hasil.
***
Titin Suhartini
Telp: 081331567432
Tulisan itu tertulis di papan putih kelas Sejarah. Kelas yang sedang aku tempati. Kelas ini memang baru digunakan untuk pelatihan. Aku pun tidak tau pelatihan apa. Mungkin bagi teman-temanku yang lain tulisan ini sama sekali tidak menarik. Namun bagiku dan teman dudukku sekaligus sahabatku, Zahra tulisan ini cukup menarik perhatian daripada mendengar omelan dan wejangan dari guru Sejarahku. Pak Mansur nama guru Sejarahku ini. Sedari tadi tidak bisa berhenti memarahi kami. Pak Mansur sangat kecewa dengan teman-teman kelasku yang selalu ribut dan nakal.
Untuk itu aku dan Zahra lebih memilih untuk mencari hal-hal menarik yang ada di kelas ini daripada mendengarkan Pak Mansur. Dan papan itulah sasaran kami
“Menurut kamu yang punya tulisan di Papan itu tua atau muda?” kataku memulai percakapan.
“Kalo menurutku sih orangnya tua soalnya yang ikut pelatihan itu pasti orang tua semua”. Kata Zahra.
“Tapi tulisannya bagus. Mungkin dia masih muda. Terus, menurutmu dia cantik atau nggak?”
“Eeeeeh. Gak tau ah..”
“Kita cari tau yuk. Kita kirim sms. Kita ngaku kalo kita cowok dan kita ajak kenalan”
“Hahahahaha.. ada-ada aja kamu”.
Aku jadi teringat sahabtku SMPku bernama Naya. Saat kelas 2 SMP dia jatuh cinta pada teman sekelasnya namanya Arif. Tapi Arif tidak suka dengan Naya. Naya melakukan segala cara untuk mendapatkan hati Arif. Termasuk dengan cara menyamar.
Naya menyamar atau mengaku sebagai Gina. Namun itu hanya terjadi lewat sms. Naya alias Gina mengajak Arif berkenalan lewat sms. “Hai cowok, boleh kenalan gak? Aku Gina”, kira-kira seperti itulah sms pertama yang  dikirim Naya kepada Arif. Namun karena Arif yang sudah masuk masa puber, maka dia menanggapi saja sms itu dan mengaku dirinya bernama Johan.  Hubungan mereka pun terus berlanjut. Mereka berpacaran. Tapi hanya sebatas lewat sms.  Arif tidak tau kalau cewek itu sebenarnya adalah Naya.
Aku benar-benar heran. Mereka bisa menjalin hubungan tanpa pernah bertemu, tanpa benar-benar saling mengenal, dan tanpa mengetahui sifat masing-masing.  Tapi kejadian itu memang bukan hanya terjadi pada Arif dan Naya tetapi cukup banyak juga terjadi pada orang lain. Aku benar-benar tidak mengerti. Kenapa bisa seperti itu? Apa mereka benar-benar ingin pacaran sehingga apapun dilakukan demi status palsu? Apa mereka butuh sesuatu yang beda untuk mengobati rasa sepi? Aku tidak tau. Yang pasti itu tidak baik menurutku. Berbohong untuk waktu yang lama demi mendapatkan cinta. Dan pada akhirnya harus rela apabila kebohongan itu terungkap. Maka akhir dari cinta itupun akan sangat tragis dan menyedihkan.
Sama seperti yang dialami Naya. Entah bagaimana caranya, cerita cinta dia dengan Arif atau Johan sudah tercium baunya dengan cepat seperti bau terasi.  Teman-teman suka meledek Naya. Teman-teman sering bertanya “Apa benar Arif dan Naya pacaran?”  Jawaban yang keluar dari mulut teman-teman adalah “ Bukan Arif sama Naya yang pacaran tapi Johan sama Gina yang pacaran. Hahahha..” Akhirnya kebohongan Naya pun terungkap dan diketahui Arif. Arif langsung memutuskan Naya. Naya ditelepon di malam hari oleh Arif dan memutuskan Naya secara kasar. Bahkan Arif juga berkata kotor kepada Naya.  Naya sedih dan menagis sepanjang malam. Bahkan hubungan pertemanannya dengan Arif rusak. Arif membenci Naya.
Braaakk.! Suara meja dipukul. Pak Mansur marah karena tidak ada yang mendengarnya. Aku pun tersadar dari lamunanku. Aku langsung memperhatikan Pak Mansur yang sudah 1 jam marah terus.
“Kalian ini ngelunjak semua!! Masih kecil saja begini bagaimana besarnya!  Pikirkan masa depan kalian!! Jangan hanya main saja!” Pak Mansur sudah marah tingkat tinggi.
 Hari ini aku sudah dapat satu hal negatif lagi tentang cinta.
***
Sudah 3 hal jelek yang aku temui tentang cinta. Tapi belum ada satu pun hal baik tentang cinta. Aku bingung apa mungkin tidak ada hal baik tentang cinta. Padahal aku sudah cukup lama melakukan penyelidikan. Tiba-tiba pikiranku teralihkan oleh film yang aku lihat di tv. Film itu bertemakan ibu.
Tanpa terasa baru 20 menit aku menonton film itu, air mata sudah menetes dari mataku. Kini air mata itu semakin banyak. 10 menit kemudian aku sekarang sudah mewek.  Aku tidak mengerti kenapa aku bisa nangis sampai mewek kayak gini. Padahal aku termasuk cewek tegar yang jarang banget nangis. Tapi film ini   begitu  mengalir dan nyata. Film ini tidak dibuat-buat. Pengorbanan ibu yang begitu besar kepada anaknya dari kecil hingga dewasa bahkan hingga anaknya meninggalkan ia duluan.
Ibu selalu ada disaat kita mendapatkan masalah. Ibu selalu menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Jika kita menangis maka ia akan lebih menangis. Jika kita kesal maka hatinya akan hancur. Itulah ibu. Kutipan itu membuat tangisku meledak . Aku sangat mengamini kutipan itu. Mama adalah tempat aku curhat apapun itu. Mama selalu bisa memberikan solusi terbaik buat aku. Kata-katanya bisa membuatku tenang dan bersemangat lagi.
Mama begitu banyak berkorban demi aku. Mama kerja banting tulang hanya demi aku. Ketika Mama di dapur kepanasan, aku sibuk main komputer sambil pakai kipas angin. Mama selalu ada saat aku tertimpa masalah.Lalu dimana aku saat dia butuh perhatianku. Mama yang selalu khawatir saat aku sakit tapi aku justru tidak menghiraukannya saat ia mengeluh sakit. Mama yang membersihkan bekas muntahku saat perjalanan jauh. Saat dia menasihatiku panjang lebar , aku malah membantah dan bilang dia cerewet. Mama yang tidak memakan sesuatu yang ia sukai dan justru memeberikannya padaku. Padahal hanya mama yang mendoakan aku di setiap solatnya. Hanya mama orang yang menagis mendoakan aku. Hanya aku yang ada dalam pikirannya.
Berapapun kesalahan yang  ku buat Mama tetap menyanyangiku. Kasih sayangnya tidak akan pernah berkurang. Inilah yang dinamakan cinta buta. Tetap mencintai anaknya bagaimanupun ia.  Aku menangis dan menangis. Sendiri. Sedih mengingat kesalahanku pada Ibu dan bapakku. Apa aku masih punya waktu untuk berbuat baik pada mereka? Aku tidak pernah tau apa yang akan terjadi pada diriku. Aku terus menangis. Malam itu aku tidur larut malam.
***
Jam hpku menunjukkan pukul 06.15. Aku telat!! Aku buru-buru bangun,ambil wudhu, solat dengan terburu-buru, langsung mandi tanpa nyabun dan segera menuju meja makan. Aku telat bangun gara-gara aku nangis semalaman. Orang tuaku kemana? Masa’ mereka tidak membangunkan aku. Aku segera menuju ruang makan.
“ Kenapa adek ndak dibangunkan sih?” Kataku agak marah.
“Daritadi sudah di bangunkan tapi kamu gak bangun-bagun.” Kata Ayahku.
Aku hanya sarapan tiga suap. Aku langsung meminta ayahku mengantar sekolah. Mamaku memaksa aku menyelesaikan sarapanku tapi aku segera menjamah tangannya,kuciumi dan berlalu ke teras dengan cepat. Aku memaksa Ayahku mempercepat motor. Setelah sampai di depan sekolah aku segera salaman dan berlari menyebrang  jalan agar tidak terlambat.
Tiba-tiba aku mendengar suara orang berteriak, suara motor mengerem dan braaaakkk!! Sekejap badanku terasa sangat sakit. Aku sempat berfikir apa benar waktuku tidak lama lagi untuk berbakti kepada orang tuaku khususnya ibuku? Lalu semuanya terasa gelap. Aku tak sadarkan diri.
Saat aku buka mata, orang pertama yang kulihat adalah mamaku yang menangis. Aku lega ternyata aku masih diberi waktu untuk berbakti. Kemudian aku lihat Ayahku dan teman-temanku.
“Apa yang kamu rasakan sayang? Tanya mamaku.
“Sakit.” Jawabku.
“Syukur sayang kamu masih selamat. Padahal katanya ayah  kamu tadi keras sekali tabrakannya. Tapi badan kamu cuma lecet sedikit. Ini semua karena Allah. Kamu harus bersyukur.” Kata mamaku senang.
“Iya, Ma. Alhamdulillah.”
Setelah itu aku berbincang dengan teman-temanku. Mereka segera datang ke rumah sakit padahal jam pelajaran sekolah belum selesai. Ternyata aku ditabrak oleh seorang ojek. Mamaku sempat marah dengan tukang ojek itu. Tapi bagaimana juga akulah yang salah. Aku menyebrang tanpa lihat kanan-kiri.  Akupun merasakan betapa sakitnya waktu aku ditabrak pertama kalinya itu. Aku kira aku akan mati pada saat itu. Tapi aku hanya lecet pada bagian lutut,siku dan perutku. Allah memang baik sekali. Aku memang orang yang  kurang bersyukur selama ini. Betapa banyak sebenarnya anugerah yang telah Allah limpahkan kepadaku. Aku yang sering beruntung kalau aku lupa belajar karena ada ulangan tapi tau-taunya ulangannya gak jadi. Aku dapat nilai yang lumayan bagus pada setiap ulangan atau latihan tapi aku selalu mengeluh dan minta lebih. Aku dianugerahi teman-teman yang baik. Aku telah dianugerahi keluarga yang sangat perhatian padaku. Dan aku tidak diperkenalkan dengan yang namanya cinta yang biasanya dialami oleh anak remaja sepertiku. Itu termasuk anugerah. Karena kalo aku mengenal yang namanya cinta, aku mungkin akan terus berbohong seperti Naya, aku mungkin akan gila seperti Luna, mungkin aku akan mengalami sakit hati seperti Nitya, mungkin aku akan menjadi cewek murahan yang dengan mudah dipegang-pegang oleh cowok, mungkin sekolahku akan terabaikan,  mungkin aku akan terjerumus  ke dunia kenakalan ramaja.
Alhamdulillah. Allah telah memberikan petunjuk padaku siang itu. Aku sangat bersyukur sekali. Aku merasa siang itu penyelidikan cintaku sudah selesai. Kesimpulan sudah diberikan langsung oleh Tuhan kepadaku.
Bahwa cinta yang abadi dan yang sesungguhnya adalah cinta kepada Tuhan. Cinta yang utama adalah mencintai orang tua. Waktu remaja kita yang terbaik diisi untuk kedua orang tua kita, menggapai cita-cita dan lebih merasakan indahnya kasih Sayang-Nya. Itulah yang disebut dewasa. Dan apabila kita sudah menjadi orang yang matang, sudah siap untuk segala sakit hati dan sudah siap atas segala resiko maka Tuhan pasti akan mengirimkan cinta dan jodoh terbaik untuk menemani perjalanan hidup kita.
”Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).”
(Q.S An-Nur ayat 26)

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...