Apa itu cinta ?
Mungkin aku adalah orang paling norak
dan bodoh karena tidak pernah tau apa itu cinta dan merasakan cinta. Di umurku yang sudah 17 tahun dan menginjak
SMA, aku tidak pernah mengalami yang namanya pacaran. Aku juga tidak pernah
naksir dengan seorang cowok pun. Padahal di zaman sekarang anak TK saja sudah
mengerti dengan yang namanya naksir, pacar dan cinta. Orang yang tinggal di
atas gunung, yang biasanya kalem , yang jauh dari teknologi pun sudah mengenal
cinta di usia belia.
Teman-temanku
sering bertanya siapa cowok yang aku suka tapi aku selalu menjawab tidak ada.
Mereka juga sering menyuruh aku pacaran. Mereka bilang aku harus menikmati
dunia ini, salah satunya dengan cara
pacaran. Dimata mereka aku seperti orang
yang terlalu serius dan kurang bahagia.
Padahal itu tidak benar sama sekali. Makanya, mereka menganggapku tidak normal.
Guru-guru di
sekolahku sering menghubungkan pelajaran dengan cinta. Setiap masuk kelas ada saja
pembicaraan tentang cinta. Bahkan guruku bilang kalau orang yang jatuh cinta
menunujukkan seseorang itu sudah dewasa karena dia sudah siap dengan segala
resiko dalam berpacaran. Dan bila suatu saat nanti dia putus, maka dia sudah
mendapat pengalaman berharga dan lebih belajar lagi untuk ke depannya. Apa itu
benar?
Aku sedikit
risih mendengar kata cinta. Dimana-mana selalu cinta. Hampir semua lagu
bertemakan cinta. Hampir semua status Facebook tentang cinta. Sinetron apalagi.
Aku juga tidak tau kenapa aku risih dengan cinta. Aku pernah mendengar cerita
dari seseorang seperti ini :
Suatu hari sepasang kekasih sedang berjalan.
Di tengah jalan kaki si cewek tearantuk batu.
“ Aduuh.. sakit”. Kata si cewek kesakitan
“ Huh ! Batu sialan ! Jangan di tengah jalan
donk!! Kaki kamu gak apa-apa kan sayang?”
Setelah pasangan kekasih tadi sudah menikah
dan berjalan bersama kemudian kaki si istri terantuk batu.
“ Aduuh.. sakkiit”. Kata si istri kesakitan.
“ Hati-hati donk kalo jalan!!! Matamu taro
dimana hah?” Kata si suami kasar.
Cerita itu
membuktikan salah satu hal negatif tentang cinta. Cowok itu baik kalau masih
pacaran namun sikapnya berubah jika dia sudah mendapatkan seorang cewek.
Mungkin itu salah satu alasan kenapa aku risih dengan cinta.
Sebenarnya cinta itu apa? Apa benar aku tidak
normal karena tidak tau cinta? Apa benar dengan pacaran aku bisa jadi dewasa? Bagaimana cinta yang
sesungguhnya? Sejak pertanyaan-pertanyan
itu muncul, penyelidikanku tentang cinta
dimulai.
***
Matahari sudah
tinggi. Bayangan tegak lurus dengan benda. Setiap orang menjauh dari sinar
terang dan menundukkan kepala jika melewatinya. Mata setiap orang menyipit jika
melihat sinar terang itu. Namun panasnya suasana tidak memanaskan hati
siswa-siswa. Mereka justru asik duduk-duduk, ketawa dan bercanda di jam
pelajaran kosong karena semua guru
sedang rapat. Termasuk Aku dan Nitya yang sedang duduk berdua.
“Aku bingung dengan hubunganku dengan Fahri.”
Nitya langsung nyeplos.
Aku sebagai
sahabatnya, tau kalau ia suka dengan Fahri dan Fahri pun suka dengan Nitya.
Mereka sebenarnya pacaran tapi mereka tidak pernah saling mengungkapkan
perasaan.
“Kenapa?”
tanyaku
Lalu Nitya
menceritakan kalau Fahri menjauh darinya. Dia sudah berusaha sms, selalu mengomentari
status-status Facebooknya Fahri, selalu berusaha menyapa Fahri kalau ketemu
tapi Fahri tidak pernah membalas smsnya, tidak pernah menjawab komentarnya dan
responnya biasa saja jika dipanggil Nitya. Fahri beralasan kalau dia ingin
serius dulu untuk olimpiade
Astronominya. Tapi Nitya merasa tidak harus seperti itu juga. Dia hanya ingin
tahu kabar Fahri. Dia merasa tidak enak berada di posisi seperti itu.
“Kamu sabar aja. Kalo dia juara olimpiade kamu
juga kan yang senang. Tapi kamu gak
perlulah sms dia terus padahal dia gak balas, komen statusnya di facebook padahal
dia gak pernah ngerespon. Kita sebagai cewek jangan sampe kita yang kejar-kejar
cowok. Biarkan mereka yang duluan.” Kataku menasihati.
“Siapa yang
ngejar-ngejar? Aku cuma mau tau kabar dia aja. Gak enak tau berada dalam
keadaan kayak gini.” Dengan nada tinggi.
“Iya, tapi gak
kayak begitu juga. Kamu kan sudah berusaha hubungi dia, tapi dia gak pernah ada
respon. Ya udah, gak usah diharap lagi.
Mungkin dia sudah gak suka lagi sama kamu. Kata mamaku, cewek itu harus
punya harga diri. Jangan kita yang kejar-kejar cowok. Apalagi cowoknya gak
merespon. Malu. Mau taro dimana muka ini. Apa kamu gak malu?”
“Kamu gak tau!
Kamu itu gak ngerti, Lia karena kamu gak
pernah merasakannya!!” dengan nada
marah.
Dia malah marah
padaku.Akhirnya aku diam dan tidak menjawab lagi. Yah, aku memang tidak tau
apa-apa.
Keesokan
harinya Nitya tidak masuk sekolah. Surat yang dikirim mengatakan kalau dia
sakit. Setauku kemarin dia masih sehat
bugar tidak kurang suatu apapun bahkan bayangannya pun tetap ada di dekatnya.
Dia sakit apa? Aku bertanya-tanya dalam hati.
Sesampainya di
rumah. Aku segera mengirim pesan pendek kepadanya yang isinya bertanya dia
sakit apa. Lama kutunggu balasannya. Sambil menuggu aku membuka facebook.
Jejaring sosial memang sudah menjadi kebutuhan di zaman sekarang terutama bagi
para remaja. Tanpa sengaja aku melihat beberapa status Nitya di berandaku.
‘Nyesek itu gini rasanya.’
‘Diam
di kamar sendiri dan nangis sepuasnya.’
‘Patah hati itu gak enak banget.’
‘Rasanya kepengen mati aja.’
Setelah membaca
status-statusnya aku tau bahwa dia sedang bermasalah dengan cinta. Aku segera
mengirim sms kepadanya menanyakan apa yang terjadi dengan dirinya. Dia tidak
membalas smsku. Setelah dia tidak masuk sekolah selama tiga hari, dia baru
curhat padaku. Dia menumpahkan segala apa yang ia alami. Ternyata Fahri, cowok yang dia suka telah
membohonginya. Fahri telah jatuh cinta pada cewek lain dan telah mengungkapkan
rasa sukanya pada cewek tersebut! Padahal Fahri mengaku akan fokus pada
olimpiade astronomi. Apalagi cewek yang Fahri
suka adalah sahabat Nitya sendiri, Anne. Anne sendiri yang mengaku bahwa dia
telah ditembak Fahri. Nitya kecewa berat. Fahri telah membohonginya. Fahri
telah menghianatinya.
Aku tau Nitya
pasti sangat sedih. Sahabatku ini bukan orang yang mudah jatuh cinta. Dia baru
dua kali pacaran dan untuk kedua kalinya dia harus sakit hati. Dia tipe cewek
yang setia. Tapi dia juga cewek yang sangat sensitif. Dia mudah menagis.
Bagaimana tidak, dalam pembicaraanku dengan dia selalu saja Fahri yang ia omongkan. Dia senyum sendiri
melihat Fahri dari jauh. Dia selalu mencari Fahri di saat jam istirahat. Dia
selalu menunggu sms dari Fahri. Fahri yang telah membuat hidupnya lebih
berwarna. Tapi fahri juga yang telah menghitamkan hidupnya. Fahri benar-benar
membuat Nitya sakit hati. Gara-gara itu
Nitya sakit dan tidak masuk sekolah selama tiga hari. Dia juga sering sedih, marah dan murung sejak
kejadian itu. Setiap mengingat kejadian itu selalu ada bintik-bintik air yang
keluar dari ujung matanya. Setiap aku membicarakan sesuatu yang ada hubungannya
dengan Fahri dia selalu berkata “Jangan
ingatkan aku sama dia lagi”. Hubungannya dengan Fahri yang dulu sangat baik
kini sudah berubah. Mereka tidak saling menyapa bahkan seperti tidak saling
mengenal.
Sebegitu
besarkah pengaruh cinta? Bahkan Nitya sampai mengatakan ingin mati saja.
Mungkin ini yang dimaksud D’masiv di lagunya Cinta Ini Membunuhku. Aku tak
menyangka Fahri yang lugu dan pintar bisa melakukan hal itu. Apa semua cowok seperti itu? Yang pasti aku
mendapat satu hal negatif yang membuat aku lebih hati-hati dengan yang namanya
cinta.
***
Kejadian yang
dialami Nitya entah mengapa membuat aku teringat akan teman SMP-ku bernama Luna.
Luna adalah sahabat baikku semasa SMP.
Dia orang yang ceplas-ceplos dan tomboy. Walaupun begitu, ia mengalami
yang namanya jatuh cinta. Dia suka dengan cowok cakep yang cukup terkenal di
SMPku dulu namanya Pram. Luna suka dengan Pram sejak kelas 3 SMP. Aku tidak tau
alasan pastinya mengapa Luna bisa suka dengan Pram. Luna pernah bilang, “Habis
dia sih, liatin aku terus. Aku jadi suka deh sama dia”. Aku tau itu hanya
perasaan dan kegeerannya dia. Mana mungkin Pram sering memperhatikan dia yang
notabennya cewek biasa-biasa dan aneh. Sering aku menasihatinya tapi ia tidak
pernah mau dengar. Rasa sukanya pada Pram sangat besar.
“ Luna, kalo
menurtku, ndak usah dah kamu berharap bisa dapatkan Pram.” Kataku to the point
“Kenapa
emangnya?
“Dia itu gak
suka sama kamu. Kalaupun dia sering merhatiin kamu itu karena kamu aneh dan
kamu jadi bahan tertawaannya dia aja.
“Iya. Aku gak suka
kok sama dia. Cuma senang liat aja kok.” Katanya dengan sok berbahasa Jakarta.
Sahabatku ini
memang plin-plan. Kadang dia bilang dia gak suka sama Pram tapi kadang dia
marah kalau aku menasihatinya agar tidak menyukai orang seperti Pram. Pram
jelas-jelas berbeda dengan Luna. Luna bagaikan punuk merindukan bulan. Pram
adalah cowok cakep, terkenal, eksis, anak osis, bisa main gitar dan
ngeband,disuka banyak cewek, putih dan ideal. Begitulah kata orang-orang.
Sementara Luna, dia hanya cewek biasa, dandanan norak, dengan rambut panjangnya
yang tidak rapi, kulit sawo matang, tomboy, tidak ikut organisasi apapun dan
tidak terkenal. Namun bukan berarti dia jelek. Tapi orang sombong seperti Pram
tidak mungkin mau dengan dia.
Berbagai cara
dilakukan Luna demi mendapatkan hati Pram. Apapun dilakukan untuk mendapatkan
informasi tentang Pram sekecil apaun informasinya. Luna sibuk mencari nomor hp
Pram. Setiap istirahat jam sekolah, Luna selalu mencari Pram ada dimana dan
melihatnya dari jauh sambil senyum-senyum sendiri. Luna meminta foto Pram kepada teman-temannya
tanpa rasa malu kemudian fotonya dijadikan wallpaper di hpnya. Luna sering mengisikan pulsanya Pram padahal
Pram tidak minta. Pram marah jika Luna mengisikan pulsanya. Pram bilang “Emang
aku gak bisa isi pulsa sendiri apa,gak perlu kamu isikan pulsaku!!” atau “Emang kalo kamu isikan aku pulsa terus kamu
pikir aku mau smsan sama kamu? Gak sama sekali!!” itu pun Pram hanya bilang
melalui sms. Padahal Luna rela
mengorbankan uang sakunya yang memang
tipis.
Pekerjaan orang
tua Luna hanya nelayan. Dia mempunyai 3 adik. Tentunya jatah uang saku Luna
setiap bulan hanya sedikit. Apalagi Luna tinggal terpisah dengan orangtua dan
adik-adiknya. Keluarganya tinggal di Pulau Medang jauh dari Sumbawa. Luna harus bekerja demi
mencukupi uang sakunya selama sebulan. Ia bekerja membantu-bantu pekerjaan
rumah tetangganya dan digaji setiap bulan. Sungguh miris kehidupannya Luna.
Mungkin karena
kesepiannya itulah, dia sering mencari perhatian dan mengalihkan rasa kesepiannya itu dengan
cara menyukai cowok bernama Pram itu.
Bahkan dia membuat singkatan nama dirinya dengan Pram yaitu PraNa, Pram
dan Luna. Dan nama Prana itu menjadi nama facebooknya.Semua orang mencibirnya
karena tidak tau diri dan tidak tau malu. Namun dia tetap suka sama Pram sampai
SMA. Status facebooknya selalu tentang Pram.
Berhenti untuk mencintaimu? Oh tidak
bisa.
Walau Hanya Sedetik
melihat wajahmu namun hatiku terasa sangat bahagia dapat melihat wajah indahmu itu.
Ingat masa-masa SMP
dulu. ingat saat-saat melihatmu lewat depan kelasku.
Dan banyak lagi
status-statusnya tentang Pram. Aku tau di hati terdalam, Luna sedih karena
harapannya tidak akan bisa jadi kenyataan. Dia hanya jatuh cinta sendirian.
Orang yang jatuh cinta sendirian paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan
apa yang mereka inginkan. Orang yang
jatuh cinta sendirian akhirnya hanya bisa mendoakan yang terbaik buat
orang yang mereka sukai. Orang yang jatuh cinta sendirian harus bisa
melanjutkan hidunya dalam keheningan.
Mungkin inilah yang dinamakan
cinta gila atau gila mesa’ dalam bahasa Sumbawa. Mereka rela melakukan apaun.
Namun hanya memiliki harapan hampa yang tidak akan bisa jadi kenyataan.
Satu hal negatif lagi yang aku dapatkan tentang cinta. Cinta dapat
membuat seseorang menjadi gila, rela melakukan apa saja, menahan malu, padahal
pengorbananya tidak akan bisa mendapatkan hasil.
***
Titin Suhartini
Telp: 081331567432
Tulisan itu tertulis di
papan putih kelas Sejarah. Kelas yang sedang aku tempati. Kelas ini memang baru
digunakan untuk pelatihan. Aku pun tidak tau pelatihan apa. Mungkin bagi
teman-temanku yang lain tulisan ini sama sekali tidak menarik. Namun bagiku dan
teman dudukku sekaligus sahabatku, Zahra tulisan ini cukup menarik perhatian daripada
mendengar omelan dan wejangan dari guru Sejarahku. Pak Mansur nama guru
Sejarahku ini. Sedari tadi tidak bisa berhenti memarahi kami. Pak Mansur sangat
kecewa dengan teman-teman kelasku yang selalu ribut dan nakal.
Untuk itu aku dan Zahra
lebih memilih untuk mencari hal-hal menarik yang ada di kelas ini daripada
mendengarkan Pak Mansur. Dan papan itulah sasaran kami
“Menurut kamu yang punya
tulisan di Papan itu tua atau muda?” kataku memulai percakapan.
“Kalo menurutku sih
orangnya tua soalnya yang ikut pelatihan itu pasti orang tua semua”. Kata
Zahra.
“Tapi tulisannya bagus.
Mungkin dia masih muda. Terus, menurutmu dia cantik atau nggak?”
“Eeeeeh. Gak tau ah..”
“Kita cari tau yuk. Kita
kirim sms. Kita ngaku kalo kita cowok dan kita ajak kenalan”
“Hahahahaha.. ada-ada aja
kamu”.
Aku jadi teringat sahabtku
SMPku bernama Naya. Saat kelas 2 SMP dia jatuh cinta pada teman sekelasnya
namanya Arif. Tapi Arif tidak suka dengan Naya. Naya melakukan segala cara untuk
mendapatkan hati Arif. Termasuk dengan cara menyamar.
Naya menyamar atau mengaku
sebagai Gina. Namun itu hanya terjadi lewat sms. Naya alias Gina mengajak Arif
berkenalan lewat sms. “Hai cowok, boleh kenalan gak? Aku Gina”, kira-kira
seperti itulah sms pertama yang dikirim
Naya kepada Arif. Namun karena Arif yang sudah masuk masa puber, maka dia
menanggapi saja sms itu dan mengaku dirinya bernama Johan. Hubungan mereka pun terus berlanjut. Mereka
berpacaran. Tapi hanya sebatas lewat sms.
Arif tidak tau kalau cewek itu sebenarnya adalah Naya.
Aku benar-benar heran.
Mereka bisa menjalin hubungan tanpa pernah bertemu, tanpa benar-benar saling
mengenal, dan tanpa mengetahui sifat masing-masing. Tapi kejadian itu memang bukan hanya terjadi
pada Arif dan Naya tetapi cukup banyak juga terjadi pada orang lain. Aku benar-benar
tidak mengerti. Kenapa bisa seperti itu? Apa mereka benar-benar ingin pacaran
sehingga apapun dilakukan demi status palsu? Apa mereka butuh sesuatu yang beda
untuk mengobati rasa sepi? Aku tidak tau. Yang pasti itu tidak baik menurutku.
Berbohong untuk waktu yang lama demi mendapatkan cinta. Dan pada akhirnya harus
rela apabila kebohongan itu terungkap. Maka akhir dari cinta itupun akan sangat
tragis dan menyedihkan.
Sama seperti yang dialami
Naya. Entah bagaimana caranya, cerita cinta dia dengan Arif atau Johan sudah
tercium baunya dengan cepat seperti bau terasi.
Teman-teman suka meledek Naya. Teman-teman sering bertanya “Apa benar
Arif dan Naya pacaran?” Jawaban yang
keluar dari mulut teman-teman adalah “ Bukan Arif sama Naya yang pacaran tapi
Johan sama Gina yang pacaran. Hahahha..” Akhirnya kebohongan Naya pun terungkap
dan diketahui Arif. Arif langsung memutuskan Naya. Naya ditelepon di malam hari
oleh Arif dan memutuskan Naya secara kasar. Bahkan Arif juga berkata kotor
kepada Naya. Naya sedih dan menagis
sepanjang malam. Bahkan hubungan pertemanannya dengan Arif rusak. Arif membenci
Naya.
Braaakk.! Suara meja
dipukul. Pak Mansur marah karena tidak ada yang mendengarnya. Aku pun tersadar
dari lamunanku. Aku langsung memperhatikan Pak Mansur yang sudah 1 jam marah
terus.
“Kalian ini ngelunjak
semua!! Masih kecil saja begini bagaimana besarnya! Pikirkan masa depan kalian!! Jangan hanya
main saja!” Pak Mansur sudah marah tingkat tinggi.
Hari ini aku sudah dapat satu hal negatif lagi
tentang cinta.
***
Sudah 3 hal jelek yang aku
temui tentang cinta. Tapi belum ada satu pun hal baik tentang cinta. Aku
bingung apa mungkin tidak ada hal baik tentang cinta. Padahal aku sudah cukup
lama melakukan penyelidikan. Tiba-tiba pikiranku teralihkan oleh film yang aku
lihat di tv. Film itu bertemakan ibu.
Tanpa terasa baru 20 menit
aku menonton film itu, air mata sudah menetes dari mataku. Kini air mata itu
semakin banyak. 10 menit kemudian aku sekarang sudah mewek. Aku tidak mengerti kenapa aku bisa nangis
sampai mewek kayak gini. Padahal aku termasuk cewek tegar yang jarang banget
nangis. Tapi film ini begitu
mengalir dan nyata. Film ini tidak dibuat-buat. Pengorbanan ibu yang
begitu besar kepada anaknya dari kecil hingga dewasa bahkan hingga anaknya
meninggalkan ia duluan.
Ibu selalu ada disaat kita mendapatkan masalah. Ibu selalu
menyelesaikan masalah yang kita hadapi. Jika kita menangis maka ia akan lebih
menangis. Jika kita kesal maka hatinya akan hancur. Itulah ibu. Kutipan itu membuat tangisku
meledak . Aku sangat mengamini kutipan itu. Mama adalah tempat aku curhat
apapun itu. Mama selalu bisa memberikan solusi terbaik buat aku. Kata-katanya
bisa membuatku tenang dan bersemangat lagi.
Mama begitu banyak
berkorban demi aku. Mama kerja banting tulang hanya demi aku. Ketika Mama di dapur
kepanasan, aku sibuk main komputer sambil pakai kipas angin. Mama selalu ada
saat aku tertimpa masalah.Lalu dimana aku saat dia butuh perhatianku. Mama yang
selalu khawatir saat aku sakit tapi aku justru tidak menghiraukannya saat ia
mengeluh sakit. Mama yang membersihkan bekas muntahku saat perjalanan jauh. Saat
dia menasihatiku panjang lebar , aku malah membantah dan bilang dia cerewet. Mama
yang tidak memakan sesuatu yang ia sukai dan justru memeberikannya padaku. Padahal
hanya mama yang mendoakan aku di setiap solatnya. Hanya mama orang yang menagis
mendoakan aku. Hanya aku yang ada dalam pikirannya.
Berapapun kesalahan yang ku buat Mama tetap menyanyangiku. Kasih
sayangnya tidak akan pernah berkurang. Inilah yang dinamakan cinta buta. Tetap
mencintai anaknya bagaimanupun ia. Aku
menangis dan menangis. Sendiri. Sedih mengingat kesalahanku pada Ibu dan
bapakku. Apa aku masih punya waktu untuk berbuat baik pada mereka? Aku tidak
pernah tau apa yang akan terjadi pada diriku. Aku terus menangis. Malam itu aku
tidur larut malam.
***
Jam hpku menunjukkan pukul
06.15. Aku telat!! Aku buru-buru bangun,ambil wudhu, solat dengan terburu-buru,
langsung mandi tanpa nyabun dan segera menuju meja makan. Aku telat bangun
gara-gara aku nangis semalaman. Orang tuaku kemana? Masa’ mereka tidak membangunkan
aku. Aku segera menuju ruang makan.
“ Kenapa adek ndak
dibangunkan sih?” Kataku agak marah.
“Daritadi sudah di
bangunkan tapi kamu gak bangun-bagun.” Kata Ayahku.
Aku hanya sarapan tiga
suap. Aku langsung meminta ayahku mengantar sekolah. Mamaku memaksa aku
menyelesaikan sarapanku tapi aku segera menjamah tangannya,kuciumi dan berlalu
ke teras dengan cepat. Aku memaksa Ayahku mempercepat motor. Setelah sampai di
depan sekolah aku segera salaman dan berlari menyebrang jalan agar tidak terlambat.
Tiba-tiba aku mendengar
suara orang berteriak, suara motor mengerem dan braaaakkk!! Sekejap badanku
terasa sangat sakit. Aku sempat berfikir apa benar waktuku tidak lama lagi
untuk berbakti kepada orang tuaku khususnya ibuku? Lalu semuanya terasa gelap.
Aku tak sadarkan diri.
Saat aku buka mata, orang
pertama yang kulihat adalah mamaku yang menangis. Aku lega ternyata aku masih
diberi waktu untuk berbakti. Kemudian aku lihat Ayahku dan teman-temanku.
“Apa yang kamu rasakan
sayang? Tanya mamaku.
“Sakit.” Jawabku.
“Syukur sayang kamu masih
selamat. Padahal katanya ayah kamu tadi
keras sekali tabrakannya. Tapi badan kamu cuma lecet sedikit. Ini semua karena
Allah. Kamu harus bersyukur.” Kata mamaku senang.
“Iya, Ma. Alhamdulillah.”
Setelah itu aku berbincang
dengan teman-temanku. Mereka segera datang ke rumah sakit padahal jam pelajaran
sekolah belum selesai. Ternyata aku ditabrak oleh seorang ojek. Mamaku sempat
marah dengan tukang ojek itu. Tapi bagaimana juga akulah yang salah. Aku
menyebrang tanpa lihat kanan-kiri. Akupun merasakan betapa sakitnya waktu aku
ditabrak pertama kalinya itu. Aku kira aku akan mati pada saat itu. Tapi aku
hanya lecet pada bagian lutut,siku dan perutku. Allah memang baik sekali. Aku
memang orang yang kurang bersyukur
selama ini. Betapa banyak sebenarnya anugerah yang telah Allah limpahkan
kepadaku. Aku yang sering beruntung kalau aku lupa belajar karena ada ulangan
tapi tau-taunya ulangannya gak jadi. Aku dapat nilai yang lumayan bagus pada setiap
ulangan atau latihan tapi aku selalu mengeluh dan minta lebih. Aku dianugerahi
teman-teman yang baik. Aku telah dianugerahi keluarga yang sangat perhatian
padaku. Dan aku tidak diperkenalkan dengan yang namanya cinta yang biasanya
dialami oleh anak remaja sepertiku. Itu termasuk anugerah. Karena kalo aku
mengenal yang namanya cinta, aku mungkin akan terus berbohong seperti Naya, aku
mungkin akan gila seperti Luna, mungkin aku akan mengalami sakit hati seperti
Nitya, mungkin aku akan menjadi cewek murahan yang dengan mudah dipegang-pegang
oleh cowok, mungkin sekolahku akan terabaikan,
mungkin aku akan terjerumus ke
dunia kenakalan ramaja.
Alhamdulillah. Allah telah
memberikan petunjuk padaku siang itu. Aku sangat bersyukur sekali. Aku merasa
siang itu penyelidikan cintaku sudah selesai. Kesimpulan sudah diberikan
langsung oleh Tuhan kepadaku.
Bahwa cinta yang abadi dan yang sesungguhnya adalah cinta kepada
Tuhan. Cinta yang utama adalah mencintai orang tua. Waktu remaja kita yang
terbaik diisi untuk kedua orang tua kita, menggapai cita-cita dan lebih
merasakan indahnya kasih Sayang-Nya. Itulah yang disebut dewasa. Dan apabila
kita sudah menjadi orang yang matang, sudah siap untuk segala sakit hati dan
sudah siap atas segala resiko maka Tuhan pasti akan mengirimkan cinta dan jodoh
terbaik untuk menemani perjalanan hidup kita.
”Wanita-wanita
yang keji adalah untuk laki-laki yang keji dan laki-laki yang keji adalah untuk
wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk
laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang
baik (pula).”
(Q.S
An-Nur ayat 26)