Rabu, 13 Agustus 2014

Menangis

Aku dulu bukan orang yang gampang menangis. Tapi itu dulu. Sekarang, entahlah. Aku cukup sering menangis. Aku pun heran dengan diriku sendiri. Yang aku tau, saat aku sedih, menangis seperti satu-satunya teman yang mengerti aku. Aneh,kan? hahaha. Tapi orang yang terbiasa menangis, pasti mengerti.

Menurut teoriku, semakin bertambah umur seseorang, maka semakin sensitif ia. Entah itu sensitif dalam hal emosi, gampang nangis, gampang marah, gampang tersinggung, dll. Masalahnya, kaum dewasa yang beranjak umurnya kemudia mengalami peningkatan sensitivitas, dialami juga oleh remaja yang tumbuh dewasa. Sehingga kedua belah pihak sangat susah tersentuh. Itu memang hanya teoriku. Tapi sesungguhnya hal itu susah dielakkan. Aku dulu berpikir bahwa teori itu tidak terjadi pada diriku, tapi entah bagaimana, aku pun mengalaminya. Seseorang berkata kepadaku bahwa ia merindukan diriku yang kecil dulu. Seandainya bisa, akulah orang yang paling ingin kembali ke diriku waktu masa kecil dulu. Dimana masih polosnya aku, masih bersihnya aku, masih memandang dunia begitu menyenangkan, mengasyikkan tanpa ada prasangka negatif. Tapi 'seandainya' itu tidak ada. Bagaimanapun aku sudah besar sekarang. Aku sudah bukan diriku yang kecil dulu. Sudah begitu banyak hal-hal yang menjejali otakku, entah itu negatif atau positif yang membuatku berubah. Oh iya, bicara soal berubah, terkadang kita menganggap seseorang berubah, tapi kita mungki lupa, bahwa kitalah yang sebenarnya berubah yang menyebabkan perubahan orang lain.

Kembali ke topik menangis. Aku dulu heran, mengapa orang bisa begitu mudahnya menangis untuk hal-hal tidak penting, hal-hal kecil atau hal-hal yang tidak perlu ditangisi. Kenapa orang-orang itu begitu lembek dan lemah? Tak kusangka, mungkin sekarang aku adalah bagian dari mereka. Aku menangis untuk hal-hal kecil dan hal-hal yang tak perlu aku tangisi. Aku bisa menangis hanya gara-gara melihat ibu yang berjualan jagung hingga larut malam. Aku bisa menangis hanya gara-gara dibentak!! Aku yang bahkan hampir tidak pernah nangis di depan orang lain, hampir menumpahkan air mataku di depan orang lain, seandainya saja aku tidak bisa menahan sedikit lebih lama. Kata orang-orang , semakin lemah seseorang semakin mudah ia menangis. Apa itu artinya aku lemah? Apa kini aku menjadi wanita yang lemah?  Melemahkah aku? Atau memang sensitivitasku bertambah seiring bertambahnya usiaku sesuai teroriku itu? Aku tidak tau. Dan aku tidak mengerti kenapa aku bisa seperti ini.


Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...