Jumat, 13 Juli 2018

Cerita Koas : Anak Baru

Jadi inilah aku, manusia bumi berusia 21 tahun yang sudah 9 minggu menimba ilmu dibawah label "KOAS". Wih horor banget ya sebutan KOAS. Banyak sekali hal yang terjadi dan berubah sejak aku jadi koas. Dari yang paling simpel lah sekarang aku gak bisa lagi disebut anak kuliahan tapi gak bisa juga disebut kerja, profesi setengah-setengah itulah KOAS. Atau hal simpel seperti ibu Kantin yang manggil kamu "Dok" waktu pertama kali kamu ke kantin lalu kamu sedikit kaget dengan panggilan itu terus berniat mengoreksi si ibu tapi terus berpikir: Ya Udahlah Ya. Atau kamu yang akhirnya menghadapi pasien nyata dan beneran sakit lalu kamu sedikit deg-degan berpikir "Duh gimana ya cara perkenalkan diri? Koas atau Dokter Muda? Ibunya emang mau ya diperiksa sama koas? Ibunya emang percaya ya kalo yang meriksa koas?". Yap, pikiran-pikiran sedikit berlebihan sebagai orang baru. Atau nih ketika kamu stase luar kota dan kamu dipanggil "Sus" oleh pasien dan kamu sedikit kaget dan berniat mengoreksi si ibu tapi lagi-lagi kamu berpikir: Ya Udahlah Ya. Diapanggil Dokter segan, Susterpun tak mau. 

Layaknya pertanda gambaran kehidupan koas nantinya, H-1 aku masuk koas terjadi pemboman di Indonesia yang bikin heboh. Aku (dan mungkin teman2ku) seperti anak baru kayak jaman sd, smp, sma dan kuliah lagi tapi versi lebih bingung dan lebih panik karena shock dengan banyaknya peraturan dan banyaknya materi pdf yang diberikan Chief kita. Di hari-H aku KOAS terjadi lagi pemboman di Indonesia namun saking aku juga sibuk dan bingung menyesuaikan diri aku jadi kudet dan ketinggalan info pemboman itu. Sejak saat itu, jujur saja aku makin kudet dan makin gak gaul. 

Kegiatan koas yang sudah pasti banget adalah Nyiro, sejenis mengejar-ngejar/mengintil/mencari-cari  dokter/staf/residen. Jujur saja aku pikir nyiro ini bahasa Jawa ya. Aku penasaran sekali dari mana kata ini berasal. Ternyata di hari terakhir stase pertamaku (Interna) aku baru tau asal muasal kata ini. Mereka bilang, Nyiro dari kata Siro. Siro adalah anjingnya Shincan. Siro anjingnya Shincan memiliki sifat setia menunggu tuannya. Begitulah kita setia menunggu staf/residen. Agak gak nyambung sih ya (?). Terserah mereka deh.

Sebagai KOAS (iya dihuruf besar supaya horor gitu), kita harus siap di suruh-suruh, siap dimarah-marahi, siap di salah-salahkan, siap bercapek-capek ceria (ini posthink). Intinya kalo kata temanku : harus punya mental pembokat. Harus tahan banting. Maju terus pantang mundurlah. Walaupun kadang sudah siap akan digitu-gituin (gitu-gitu bgt bahasanya) tapi tetap dikenyataan itu gak semudah niat. Tetap aja kita ngomel kalo disuruh-suruh. Tetap aja nggunjing ke yang lain kalo ada yg gak sreg dengan kita. Dosa bgt ya Alloh. Kita sok merasa tinggi, merasa paling capek. Susah sekali bersifat menghamba demi ilmu itu. Fakta: apalagi yang udah lama jadi koasnya pasti pada males ngelakuin hal-hal yang dianggap tidak penting. 

FYI, Interna adalah stase pertamaku. Stase besar, 8 minggu. Ilmunya luas banget bagai samudra. Aku bagai perenang amatir yang terseok-seok di samudra itu. Mulai dari CKD, Sirosis, CHF, B20 a.k.a HIV, Hepatitis. Ternyata kawan, banyak sekali orang-orang yang mengidap penyakit-penyakit mematikan itu. Aku sampe gak nyangka. 

Aku juga belajar dan memperhatikan model-model keluarga penunggu pasien, ada yang sabar ikhlas lihat keluarganya kesakitan luar biasa sampe ada yang jerit-jerit minta mati aja.  Atau Ibu yang sabar sekali mengurus anaknya yang terkena B20 dan sudah terkulai lemas tidak bisa apa-apa. Atau keluarga yang perhatian dan sering bertanya seperti "Mbak ini kok jadi panas ya suhu badannya sejak tadi malam padahal sebelum-sebelumnya gak?", pertanyaan2 gini nih yang bikin koas "Waduh saya gak tau Bu" dalam hati tapi ditutupi dengan cara nanya-nanya tentang keluhannya tersebut dan diakhiri dengan "Hemm gitu ya Bu. nanti coba bilang ke Dokternya langsung aja ya Bu kalo dokternya Visit". 

Atau malah keluarga pasien yang gak pernah keliatan wujudnya. Atau anak pasien yang gak tau tentang keluhan ibunya dan jika ditanya akan noleh-noleh dan mengharap jawaban ke seorang lain yang bukan anggota keluarga tapi tau semua tentang si pasien yaitu Asisten Rumah Tangga mereka. Miris banget!

Pengalaman lain yang penting dan rasanya baru aku dapatkan sejak KOAS adalah berinteraksi dan berhubungan dengan berbagai jenis manusia, status, jabatan tapi bukan berbagai spesies sih sukurnya. Mulai dari yang paling dekat deh : temanmu. Definisi teman kita di koas adalah  teman yang seangkatan (2014) dan yang tidak seangkatan (dalam hal saat ini berarti kating 2013/2012). Kamu harus bisa berhubungan sama mereka, berkerjasama dengan mereka, berkelompok dgn mereka dan berkoasria bareng dengan mereka. Dan kawan itu gak gampang. The problem is setiap manusia itu sifatnya beda-beda. Yah sebenarnya klo dalam definisiku sih ada 2:  Teman yg Gak Asoy dan Teman yg Asoy (disini termasuk yg kategori sedang).

Teman Gak Asoy adalah teman yang gak sejalan denganku. Yang biasanya sering ilang (KOAS HANTU). Yang slow respon padahal lagi butuhnya luar biasa. Yang kalo kerja kelompok suka gak ngerjain atau milih kerjaan yang paling sedikit (sebut saja cover dan daftar isi). Yang suka egois tidak mempedulikan kepentingan kelompok. Yang tipe asal jadi (kenapa gitu lho gak berusaha yg terbaik selama itu bisa?) padahal teman yang lain sudah berusaha semaksimal mungkin.  Yang pukil (gak tau akar kata dari apa) yaitu yang suka manfaatin temannya. Biasanya yang kayak gini itu kating. Karena sudah tua, sudah lebih berpengalaman daaan sudah bosan koas jadinya deh kita yg dekting imut dipukilin karena masih polos. Intinya Teman Gak  Asoy itu teman-teman yang Pato-lah (akar kata Patologis).

Sudah banyak aku dengar keluhan, curhatan dan rintihan (segitunya) koas baru sepertiku yang ngomongin tentang teman-teman/kating mereka yang Pato. Wuih berbagai macam jenis dah ceritanya. Intinya satu : dimanfaatin dan dianiaya itu sakit gengs.  Kita bener-bener belajar gimana kita yang maunya cepat selesai harus terhalangi karena teman pada kayak mobil mogok sifatnya. Gimana kita yang mau tau lebih dianggap berlebihan dan "kenapa pula harus tau yang bukan kompetensi kita". Gimana kayaknya kamu sendiri yang antusias dan yang lain anggap kamu ambisius. Yang akhirnya pun aku jadi egois banget dan gak ngurusin orang lain. Mereka gak inisiatif ya terus ngapain aku yg nawarin? mereka sendiri hal yg harus tau mereka gak pengen tau ngapain aku ajak nyari sesuatu yg diluar kompetensi?

Sadisss...

Kalo teman Asoy itu ya teman yang sejalan sama kita, senasib sepenaggungan sama kita,yang saling membantu, saling dukung bahkan saling gunjing tentang teman yang jahat. Tapi kalo terlalu Fisio (akar kata Fisiologis) biasanya juga gak disuka. Begitulah manusia ya. Tega.

Selain itu kita juga berinteraksi dengan Staff a.k.a Dokter-dokter spesialisnya. Dokter juga banyak jenisnya. Ada yg galak, ada yang suka nanya-nanya mengintimidasi, ada yang ngajarin  banget, ada yang malaikat, ada yang hantu (karena jarang keliatan dan susah nyironya).

Ada yang kalo kita ngeliat beliau, fokusnya ke kacamatanya karena saking bagusnya. Ada yang kalo ketemu di jalan fokusnya ke sepatu high heelsnya. Ada juga yang pinter banget sampe mengaku hapal suatu textbook dar A-Z. Ada yang beneran ganteng dan baik hati persis karakter Dokter di pilem-pilem. Ada juga yang udah cantik, baik, tinggi, idaman banget.  Sejauh 8 minggu di Interna sih Dokter-dokternya pada baik dan gak macam-macam. Kalo ada yang susah pun tetap masih bisa dikejar dan masih bisa lulus kalo ujian.

Beda lagi rasanya selama baru 1 minggu di Jiwa a.k.a Psikiatri. Staffnya sebelum bimbingan pasti ngabsen nama sekaligus tanya arti namanya, asalnya darimana, apa yang khas dari daerah asal tersebut, anak ke berapa, tinggal di mana, gubernur daerah asalnya, artis daerah asalnya. Luar biasa. Sampai hapal tentang kehidupan teman lain saking diulang-ulang.

Belum lagi sama perawat dan residen. Tapi sejauh ini masih biasa saja. Mungkin gak begitu dekat dengan Residen Interna karena mereka sendiri sudah pusing sama tugasnya. Tapi kalo Jiwa? Ane juga tak mengerti.

Begitulah cerita gak penting nan panjang tentang awal-awal hidup sebagai KOAS. Masih banyak hal menantang lain yang menunggu di depan. Semangat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...