Sabtu, 11 Agustus 2018

Bertumbuh

Hari ini aku berkumpul dengan teman jaman SMAku yang jarang-jarang aku temui walaupun kita kuliah di kota yang sama. Aku nyeletuk tiba-tiba "Gak nyangka ya kita udah dewasa. Udah 22" . Mereka mendesah berjamaah bilang gak pengen tua. 

Jujur saja aku sering terkesima bahwa betapa sudah dewasanya aku. Betapa aku udah bertumbuh bertahun-tahun. Aku sekarang 22 men. Siapa sangka aku akhirnya bisa dengan senangnya mengucapkan "I dont know about you but I'm feeling 22"-nya Taylor Swift setelah dari jaman belasan tahun udah mulai menyanyikannya. Gila udah hampir 1/4 abad aku hidup di dunia!

Aku kecil yang dulu gak bisa lepas dari pangkuan Umi disaat anak-anak lain berkeliaran bermain, sekarang udah dewasa, udah hidup sendiri di kota orang dan lepas dari induknya. Aku yang dulu apa-apa serba Umi dan Umi bukan karena aku manja, tapi lebih karena Umiku yang sifatnya sangat sayang anak, sekarang serba Aku Aku karena apa-apa harus sendiri. Bahkan tinggal sendiri. Ya sendiri, sendiri di rumah tanpa teman kos. Dulu aku selalu jadi anak rumahan yang sering makan dan ngumpul dengan keluarga, sekarang makan dan kemanapun sendiri. Aku yang dulu imut, sekarang pun masih tetap imut bahkan melimpah imut :p

Setiap naik motor pergi koas (hemz koas...) dengan kemeja batik dan rok lebar+ kacamata aku yakin orang-orang pasti memandang aku seseorang yang sudah dewasa dan bekerja apalagi ditambah mukaku yang lebih tua dari usia. Padahal aku belum kerja, padahal aku masih gadis yang jujur saja masih mencari jati diri. Oh Im just a girl trying to find a place in this world ~~.

Aku masih belum terbiasa dengan bekas lipstik di gelas minumku atau di sedotan. Aku masih belum bisa menata rumahku dengan benar. Aku masih belum bisa memasak dan belum benar-benar serius untuk mencoba memulai. Aku merasa aku bahwa ternyata aku egois kadang, terutama sejak koas (mungkin karena kompensasi melihat orang-orang yang terbiasa individual dan gak pedulian, jadinya ikut-ikut). Aku masih jauh dari kata DEWASA. 

Tapi aku pun memperhatikan banyak perubahan yang memang mau gak mau menunjukkan kalo aku, kita, bertumbuh. Bagaimana belakangan di telpon, Umiku selalu jadi orang yang curhat, bukan aku. Oh berarti ini giliranku untuk mendengar sebagai anak. Bagaimana kamu gak bisa banget bergantung sama orang lain. Bagaimana kamu ya harus lakukan sendiri jika orang-orang gak sama dengan kamu. Bagaimana aku terbiasa untuk sendiri, dalam banyak hal. 

Aku dulu berjanji pada diriku bahwa aku akan meng-capture tiap detail dari momen-momen hidupku agar indah saat dikenang, tapi aku lupa bahwa kenangan yang detail itu pula yang justru sangat menyakitkan. Tapi sekarang, setelah bertumbuh, aku rasa aku sudah bisa memilah mana yang harus aku capture secara detail dan menyimpannya di memori terdalam, mana yang harus pake perasaan, mana yang harus diredam. Aku sudah memahaminya lebih baik.

Aku dulu sering ngomel kenapa orang lain begini begitu, kenapa orang lain ngejudge aku, kenapa orang lain tidak sama sepertiku, kenapa orang lain bisa seegois/seindividual/secareless/segaksopan/ddl itu? Dulu aku sakit kalo dijahatin. Tapi sekarang, aku sudah ber-deal dengan hal semacam itu. Aku berusaha mengikuti arus air tanpa tenggelam di dalamnya, masih dalam batas yg dapat aku kendalikan. Mungkin hatiku sudah apa ya lebih keras atau sejenisnya?

Walau bagaimanapun rasanya aku belum ingin terburu-buru dewasa. Rasanya aku gak mau waktu beranjak. Aku gak mau kehidupan bertambah sulit. Aku rasanya belum siap memikul banyak tanggung jawab. Diri sendiri aja masih gak keurus. Aku masih ingat perkataan temanku SMP (SMP lho) kalo dia gak ingin besar dan dewasa. Waktu itu aku cuma "Heh? Ya gak bisalah. Nikmati aja", merasa temanku itu terlalu serius. Tapi sekarang aku merasakan apa yang dia rasa. 

But, aku juga gak mau terus begini karena itu artinya aku gak bisa punya kerja dan uang sendiri, artinya aku gak bisa segera membahagiakan orangtuaku. Saat ini, ini satu-satunya alasan aku dikembalikan dari alam mimpi, bahwa akugak bisa muda terus, aku harus tetap bertumbuh dan mendewasa.

Tapi aku berjanji dengan diriku. Tidak peduli seberapa jauh aku bertumbuh, seberapa banyak berkembangnya diriku, setua apapun aku : Aku akan tetap berusaha memiliki jiwa muda ini. Sifat antusias, memandang dunia dari mata anak kecil, selalu positif dan mempositifkan orang-orang negatif (?), humor yang receh (serius semakin receh kamu semakin gampang kamu bahagia),  sifat menertawakan diri sendiri dan pantang menyerah!

Karena menurutku, bukanlah USIA melainkan JIWALAH yang PENTING

Yang Dipikirkan Sahabat Jomblo Setiap Kita Cerita Kisah Cinta

 Warning: tulisan ini tidak sengaja aku temukan di buku catatanku. Aku juga gak tau ini jaman aku SMA atau Kuliah. Jujur saja aku juga kaget...